Assalamualaikum…
Saya menemukan kalian, orang-orang yang tak perlu penghargaan, yang tak butuh pengakuan, dan yang tak menginginkan sebuah ekstensi, dalam permata anggun didalam rumah seorang irlander. Teman, adakah yang bisa mengetahui takdir yang dilimpahkan dengan bertubi-tubinya, lalu dilempar begitu saja ruang waktu kita dalam dimensi yang sama? Jangan bayangkan seperti partikel tachiyon, mungkin keakraban kita lebih dari itu. Yang ‘kecepatannya melebihi kecepatan cahaya’ karena ‘tak ada massa’. Yang keakraban itu menyatu begitu saja karena tidak ada tembok penghalang bagi hati kita untuk menyatu. Yang bersifat komposit, bersama kita menjadi lebih kuat. Dan bersama kalian dalam keluarga danus pas 2010, adalah partisi dari integral perjalanan hidup kita. Dan ‘ke-alfa’an’ kalian yang selalu terus maju tanpa bisa dibelokkan oleh medan magnet yang bernama cobaan. Saya mengagumi manusia-manusia seperti kalian. Saya mencintai kalian karena Allah…
Langsung saja,
Intinya, saya bersyukur banget waktu itu bisa terjebak oleh bujukan lita dan ajakan dari hesti yang menyuruh saya untuk masuk dalam kepanian pas di sie danus. Jujur, awalnya hanyalah sebuah paksaan, karena saya sama sekali tidak terbiasa dengan danus, dan mungkin temen-temen bisa liat dari kinerja saya. Sebelumnya saya juga minta maaf banget, karena selama kepanitiaan ini, saya sangat-sangat nggak maksimal, awal-awal jadwal kita, saya pegang kepanitiaan lagi dan ‘merasa’ lebih intens disana dan mengabaikan danus. Tapi, setelah kepanitiaan itu berakhir dan saya punya waktu did anus, di hari –H, saya bener2 merasa, kalian emang eror, dan saya suka itu. Kekeluargaannya itu loh yang saya suka. Waktu di mushola, saya nguping, yang cewe2 itu ngomong kalo danus itu paling kompak, kemana2 bareng-bareng, huhuhu, saya ngerasa bangga juga punya teme2 yang kompak meskipun eror kayak kalian, hehehe…
Mari diperkenalkan siapa kalian itu,, dimata saya,,,,
Lita, ibu koor kita, yang sebelumnya tidak kita sangka menjadi seorang coordinator. Yang awalnya berasa biasa aja karena emang menyepelehkan karena satu kelas. Tapi, lama-lama, dia memang muncul sebagai seorang coordinator, yang terkenal dengan insiden ‘tiiiit kotok di kosnya’. Dibalik itu, saya salut sama lita, yang udah malem masih terus bergerak, yang dengan kepemimpinannya itu danus pas kita sukses kayak tadi. Tapi, jujur, ibu koor ini kurang tegas, kurang bisa menjadi seorang coordinator yang kerjanya sebagaian besar adalah mengkordinir, atau kasarnya menyuruh-nyuruh. Kurang dapet feel’nya. Karena selama saya kepanitian, baru kali ini ibu koor yang murah senyum alias eror ketawa-ketawa nggak jelas, tapi juga melaksanakan semua tugas itu secara teknis. Saya berpikir sih, iu kita ini memang lebih cocok kerja secara teknis. Tapi untuk semua itu, lita emang koor paling baik…
Garda, bapak koor kita yang selalu memimpin digarda depan untuk membimbing kita mendapatkan uang-uang yang berlimpah, lebay. Yang ternyata juga sama-sama gilanya. Kadang-kadang suka ‘miscom’ sama ibu koor, yang biasanya dibalik hijab ibu koor menjelaskan dengan kesabaran yang sudah beranjak menjadi kejengkelan. Pasangan eror yang sangat cocok jika boleh jujur… hehe, pis… karena saya emang nggak begitu banyak mengenal bapak koor, ya, yang saya komentari hanya yang tampak saja saat hari h. tapi, keseluruhannya, boleh juga, bisa diajak kerja sama.
Hesti, yang selalu setia bersama ibu koor. Yang waktu itu kita nangis bareng y, hes? Yang selalu nyeletuk, ‘nanda nggak pernah ngebagiin proposal niy’, saya Cuma bisa nyengir kuda. Atau yang selalu menyimpan rahasia, udah ngomong setengah, tak Tanya, eh, malah nggak dilanjutin. Siapa orang yang nggak kesel kan, hes? Saya juga minta maaf waktu itu nyentak kamu karena masalah ini yang terjadi di waktu yang sama sekali nggak tepat. Kalo nggak mau ngomong jujur, mending nggak usah ngomong sekalian, daripada bikin orang kesel. Toh, kalo kamu diposisikan seperti itu juga nggak mau kan? Tapi, kerja kerasnya menemani lita, hingga ia pulang ke bantul selalu malam2 (sok tahu). Yang kadang selalu menenangkan lita ketika penyakit paniknya kambuh. Ya, dewasa, tapi juga tetep, eror… (karena semua yang didanus itu orang2 eror yang nggak jelas, hehe
Helida, yang satu ini suka ketawa. Saya nggak bisa ngomong lebih jauh karena saya juga belum merasakan sepenuhnya kerja sama bersama kalian. Yang saya tau, helida emang rame banget. Tidak tergantikan. Momen paling berharga itu waktu lita yang ketangkep basah ‘takut’ sama lia. Helida dan hesti, ditambah saya sendiri Cuma ketawa tanpa bisa bantuin lita yang sedang menghadapi musuh ganas. Dan garda yang ngakak-ngakak, mengetahui pasangan koor’nya itu bertekuk lutut dihadapan musuh ganas itu. Haha, kalian emang gila.
Lia, yang cantik meski eror (tapi nggak separah koornya), dan selalu membantu kita. Yang diem tapi kadang nyeletuk-nyeletuk kelucuan keerorannya itu. Yang pendiem, yang selalu siap jaga stan bazaar kemaren.
Silmi, sastrawan yang tak kita hidupnya pun ‘nyastra’ tapi pada kenyataannya eror juga. Suka ketawa-ketawa nggak jelas. Yang di hari h sibuk ngentuin di acara. Good job. Yang paling berkesan itu pas poto2 gila di gema insani, yang muncul dari seorang silmi, dan setelah saat itu, kita mulai menggila… ohya, juga helm power ranger nya yang pink, waduh, cantik banget kamu pake itu,, hehe, becanda… yang mengenai kerudung macam, yang dibilang si garda,, huhu. Semuanya eror, saya suka…
Rendi, kayaknya Cuma dia yang nggak eror (eror tingkat rendah), yang paling diem, dan yang paling bener kayaknya. Enak diajak kerja sama anaknya,,
Secara keseluruhan, saya menyukai panitia danus ini, bukan, bukan karena kerjasamanya (karena saya ggak merasakan itu), tapi karena kekeluargaannya.
Garda, saya minta maaf, nggak bisa ikut2 berjuang bareng kalian. Waktu itu ada acara LSiS, karena kebetulan saya anak Lsis, ditambah jadi panitia. Acara workshop beasiswa itu yang juga Alhamdulillah sukses. Saya minta maaf, kalo saya lebih memilih atau mementingkan tanggung jawab saya di LSiS, dan mengesampingkan tanggung jawab saya di danus. Waktu di acara LSiS itu, saya jadi koor acara yang nggak punya staf, (loh, aneh kan), dan makanya waktu itu nggak bisa ninggalin, asal tau aja, kemaren acara yang bisa dapet 100 orang lebih (meskipun acaranya bayar), itu Cuma terdiri dari 8 orang dari kepanitiannya. Disini, saya minta maaf.
Udah, makasih untuk semuanya.
Saya seneng banget bisa Cuma temen2 eror bareng kalian…
Wassalamualaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar