Si EmPunYa BloG

Hanya semua coret-coretan tak berharga. Menyemai waktu dalam kesulitan angka dan segala kalkulasi dari persamaan differensial. Seorang manusia bernama Nanda Shabrina, yang terlalu sibuk oleh dirinya sendiri, terjebak dalam 'fisika', dan kini tengah merasakan nikmatnya terjebak di sana.

Minggu, 27 Juni 2010

Jauh sebelum ini, dosakah?

Keterangan tentang kita, saat kita mulai meniti garis pantai. Bunyinya akan seperti ini,
 
Keberadaanmu dalam diam dan ruang isolasi hatiku, sesungguhnya awalnya tidak berarti apa-apa, seperti kapas yang jatuh yang terombang-ambing udara, yang gerakannya tersayat oleh gesekan udara. Ada yang menghalangi, namun tetap ia akan terbang dan jatuh ke tanah karena gravitasi bumi. Dan ada'mu, tetap tak meninggalkan jejak sama sekali seperti kapas itu, dulu. Sekarang? Dosakah?
 
Tutur dan sikapmu yang tidak juga meninggalkan jejak pada awalnya. Sesaat hembusan nafas dalam hati tidak juga menyadari, apakah kini aku sudah berdosa, tepatnya kita, kita sudah berdosa, -meski dalam artian dengan pemegang kuasa yang berbeda, versi yang berbeda.
 
Bahwa, dengarlah. Diluar sana ada banyak hakim-hakim yang siap mengetok palunya untuk memenjara kita. Membawa kitab perundang-undangan mereka dan berkoar secara tegas bahwa memang aturan itu adalah memang membelenggu kita. Dosakah?


Dan juga ada para jaksa agung yang ikut menekan-nekan kita. Sedang kita tak punya pengacara kecuali hati kita. Kecuali, segala material apapun hingga yang berskala nano, yang ada didalam benak kita. Dan jelas, ia tidak akan pernah berbicara, yang mendengar dan merasakan cukup kita berdua. Dan aku hanya tinggal dalam keadaan sebelum ini, dimana hati dan diriku serta dirimu yang hampir meledak. Aku pun ingin meledak. Tapi sikapmu sungguh membuat ledakan itu meredam, meredam dengan sempurna, cukup dengan sebuah anggukan dan seulas senyum ketegasanmu.
 
Kau benar, tak ada yang bisa menghakimi hidup kita. Cukup Tuhan. Dan jika Tuhan belum mengutusnya dalam ruang dan dimensi masa ini, jangan ada yang boleh menghukum dosa-dosa kita. Biar, semua indah pada waktunya. Atau mungkin, semua hancur pada waktunya.
 
Kau tau, banyak yang menyeru di telingaku dan memasukkan dengan paksa seluruh opini-opini mereka. Mereka bilang, kau tak lebih dari seorang yang 'sesat', tak lebih dari 'korban kesesatan' tak perlu dipilih, tak perlu bahkan hanya untuk sekedar didekati, karena seluruh hidupmu telah sesat. Jatuh! Mereka menganggap telah menjatuhkan diriku. Mereka bilang, bahwa seorang budak hitam legam tak punya apa-apa kecuali raganya, bahkan jauh lebih baik darimu. Dan mereka tidak bisa menghakimi hidupku.
 
Yang tengah dirundung sepi disana, dirimu, lihatlah, seorang yang tengah terbisu dalam pojok ruang waktu,yang tak bisa mengontrol bunyi nafasnya sendiri serta mata yang merah tengah menahan segala gejolak yang ada. Memikirkan satu hal, ketika segala rasa ini dipertanggung jawabkan, dosakah? Ketika hati kita saling menggenggam, tenanglah, begitu tuturmu, ada, ada yang mempertahankan kita. Rasa ini, yang terpatri jauh sebelum kita menyadari ini semua...
Selengkapnya...

Kamis, 24 Juni 2010

Segala tentang 'indah'

Kata yang terindah adalah ibu, kala sang anak dengan tulus nya memanggil dari kedalaman hatinya
Tempat yang terindah adalah tempat peribadatan, kala banyak orang yang memuja tuhannya disana
Suasana yang terindah adalah kedamaian, kala ada ketenangan yang berbaur bersama kesenangan
Suara yang terindah adalah hai, kala pengucapannya degan senyum bersahaja
Kebodohan yang terindah adalah sakit hati, kala hati yang haus itu menangis, dan dalam tangisnya itu ia menikmati dirinya
Langit yang terindah adalah yang kau hadapi, kala ada keikhlasan yang menyelimuti
Senyum yang terindah adalah senyum milik ayah, kala ayah dengan senangnya tersenyum diantara peluhnya
Indah yang terindah adalah dirimu sendiri, hingga ada orang yang dapat mencintaimu dengan apa adanya ...
waktu yang terindah bagiku adalah selama 7 tahun ini, masih tetap seperti aku yang dulu... dan 7 tahun adalah bodoh jika dikatakan hanya cinta monyet

Selengkapnya...

Untuk Danus PAS 2010





Assalamualaikum…


Saya menemukan kalian, orang-orang yang tak perlu penghargaan, yang tak butuh pengakuan, dan yang tak menginginkan sebuah ekstensi, dalam permata anggun didalam rumah seorang irlander. Teman, adakah yang bisa mengetahui takdir yang dilimpahkan dengan bertubi-tubinya, lalu dilempar begitu saja ruang waktu kita dalam dimensi yang sama? Jangan bayangkan seperti partikel tachiyon, mungkin keakraban kita lebih dari itu. Yang ‘kecepatannya melebihi kecepatan cahaya’ karena ‘tak ada massa’. Yang keakraban itu menyatu begitu saja karena tidak ada tembok penghalang bagi hati kita untuk menyatu. Yang bersifat komposit, bersama kita menjadi lebih kuat. Dan bersama kalian dalam keluarga danus pas 2010, adalah partisi dari integral perjalanan hidup kita. Dan ‘ke-alfa’an’ kalian yang selalu terus maju tanpa bisa dibelokkan oleh medan magnet yang bernama cobaan. Saya mengagumi manusia-manusia seperti kalian. Saya mencintai kalian karena Allah…

Langsung saja,
Intinya, saya bersyukur banget waktu itu bisa terjebak oleh bujukan lita dan ajakan dari hesti yang menyuruh saya untuk masuk dalam kepanian pas di sie danus. Jujur, awalnya hanyalah sebuah paksaan, karena saya sama sekali tidak terbiasa dengan danus, dan mungkin temen-temen bisa liat dari kinerja saya. Sebelumnya saya juga minta maaf banget, karena selama kepanitiaan ini, saya sangat-sangat nggak maksimal, awal-awal jadwal kita, saya pegang kepanitiaan lagi dan ‘merasa’ lebih intens disana dan mengabaikan danus. Tapi, setelah kepanitiaan itu berakhir dan saya punya waktu did anus, di hari –H, saya bener2 merasa, kalian emang eror, dan saya suka itu. Kekeluargaannya itu loh yang saya suka. Waktu di mushola, saya nguping, yang cewe2 itu ngomong kalo danus itu paling kompak, kemana2 bareng-bareng, huhuhu, saya ngerasa bangga juga punya teme2 yang kompak meskipun eror kayak kalian, hehehe…
Mari diperkenalkan siapa kalian itu,, dimata saya,,,,
Lita, ibu koor kita, yang sebelumnya tidak kita sangka menjadi seorang coordinator. Yang awalnya berasa biasa aja karena emang menyepelehkan karena satu kelas. Tapi, lama-lama, dia memang muncul sebagai seorang coordinator, yang terkenal dengan insiden ‘tiiiit kotok di kosnya’. Dibalik itu, saya salut sama lita, yang udah malem masih terus bergerak, yang dengan kepemimpinannya itu danus pas kita sukses kayak tadi. Tapi, jujur, ibu koor ini kurang tegas, kurang bisa menjadi seorang coordinator yang kerjanya sebagaian besar adalah mengkordinir, atau kasarnya menyuruh-nyuruh. Kurang dapet feel’nya. Karena selama saya kepanitian, baru kali ini ibu koor yang murah senyum alias eror ketawa-ketawa nggak jelas, tapi juga melaksanakan semua tugas itu secara teknis. Saya berpikir sih, iu kita ini memang lebih cocok kerja secara teknis. Tapi untuk semua itu, lita emang koor paling baik… 
Garda, bapak koor kita yang selalu memimpin digarda depan untuk membimbing kita mendapatkan uang-uang yang berlimpah, lebay. Yang ternyata juga sama-sama gilanya. Kadang-kadang suka ‘miscom’ sama ibu koor, yang biasanya dibalik hijab ibu koor menjelaskan dengan kesabaran yang sudah beranjak menjadi kejengkelan. Pasangan eror yang sangat cocok jika boleh jujur… hehe, pis… karena saya emang nggak begitu banyak mengenal bapak koor, ya, yang saya komentari hanya yang tampak saja saat hari h. tapi, keseluruhannya, boleh juga, bisa diajak kerja sama.
Hesti, yang selalu setia bersama ibu koor. Yang waktu itu kita nangis bareng y, hes? Yang selalu nyeletuk, ‘nanda nggak pernah ngebagiin proposal niy’, saya Cuma bisa nyengir kuda. Atau yang selalu menyimpan rahasia, udah ngomong setengah, tak Tanya, eh, malah nggak dilanjutin. Siapa orang yang nggak kesel kan, hes? Saya juga minta maaf waktu itu nyentak kamu karena masalah ini yang terjadi di waktu yang sama sekali nggak tepat. Kalo nggak mau ngomong jujur, mending nggak usah ngomong sekalian, daripada bikin orang kesel. Toh, kalo kamu diposisikan seperti itu juga nggak mau kan? Tapi, kerja kerasnya menemani lita, hingga ia pulang ke bantul selalu malam2 (sok tahu). Yang kadang selalu menenangkan lita ketika penyakit paniknya kambuh. Ya, dewasa, tapi juga tetep, eror… (karena semua yang didanus itu orang2 eror yang nggak jelas, hehe
Helida, yang satu ini suka ketawa. Saya nggak bisa ngomong lebih jauh karena saya juga belum merasakan sepenuhnya kerja sama bersama kalian. Yang saya tau, helida emang rame banget. Tidak tergantikan. Momen paling berharga itu waktu lita yang ketangkep basah ‘takut’ sama lia. Helida dan hesti, ditambah saya sendiri Cuma ketawa tanpa bisa bantuin lita yang sedang menghadapi musuh ganas. Dan garda yang ngakak-ngakak, mengetahui pasangan koor’nya itu bertekuk lutut dihadapan musuh ganas itu. Haha, kalian emang gila.
Lia, yang cantik meski eror (tapi nggak separah koornya), dan selalu membantu kita. Yang diem tapi kadang nyeletuk-nyeletuk kelucuan keerorannya itu. Yang pendiem, yang selalu siap jaga stan bazaar kemaren.
Silmi, sastrawan yang tak kita hidupnya pun ‘nyastra’ tapi pada kenyataannya eror juga. Suka ketawa-ketawa nggak jelas. Yang di hari h sibuk ngentuin di acara. Good job. Yang paling berkesan itu pas poto2 gila di gema insani, yang muncul dari seorang silmi, dan setelah saat itu, kita mulai menggila… ohya, juga helm power ranger nya yang pink, waduh, cantik banget kamu pake itu,, hehe, becanda… yang mengenai kerudung macam, yang dibilang si garda,, huhu. Semuanya eror, saya suka… 
Rendi, kayaknya Cuma dia yang nggak eror (eror tingkat rendah), yang paling diem, dan yang paling bener kayaknya. Enak diajak kerja sama anaknya,,

Secara keseluruhan, saya menyukai panitia danus ini, bukan, bukan karena kerjasamanya (karena saya ggak merasakan itu), tapi karena kekeluargaannya.
Garda, saya minta maaf, nggak bisa ikut2 berjuang bareng kalian. Waktu itu ada acara LSiS, karena kebetulan saya anak Lsis, ditambah jadi panitia. Acara workshop beasiswa itu yang juga Alhamdulillah sukses. Saya minta maaf, kalo saya lebih memilih atau mementingkan tanggung jawab saya di LSiS, dan mengesampingkan tanggung jawab saya di danus. Waktu di acara LSiS itu, saya jadi koor acara yang nggak punya staf, (loh, aneh kan), dan makanya waktu itu nggak bisa ninggalin, asal tau aja, kemaren acara yang bisa dapet 100 orang lebih (meskipun acaranya bayar), itu Cuma terdiri dari 8 orang dari kepanitiannya. Disini, saya minta maaf.
Udah, makasih untuk semuanya.
Saya seneng banget bisa Cuma temen2 eror bareng kalian… 

Wassalamualaikum wr.wb
Selengkapnya...

Senin, 07 Juni 2010

Untuk Ketiga kali'nya...

ini, untuk ketiga kalinya bikin blog setelah lama nggak keurus,,,

huhuhu, semoga ini menjadi blog terakhir, hehehh, lebay

Selengkapnya...